Tapi kata ini kita semua paham dari kejadian dan pemberitaan. Mengacu pada tindakan membabi buta, merusak, memukuli tak kenal ampun, yang di lakukan sekelompok orang. Sampai ada kosa kata baru, di massa. Ini berarti di jotosi orang banyak.
Saya kira, beringas ini adalah ujud emosi tak terkontrol masyarakat kita. Yang saya kira perlu kita perhatikan, adalah sebab beringas ini muncul di tengah tengah kita semua. Masyarakat beradab dan berkebudayaan ad luhung, Indonesia tercinta. Ini sekedar pengamatan model amatiran, tanpa penelitian dan studi pustaka, seperti para ahli di tivi atau kementerian itu.
Pertama, ini cermin stres masyarakat kita tinggi. Anyel banget pada para pelaku kejahatan ndak kapok kapok, dan aparat yang berwenang ndak mampu menekan tingkat kejahatan di tengah masyarakat. Tangani sendiri saja. Resiko pikir belakangan.
Kedua, ini cermin ketidak percayaan masyarakat pada sistem hukum dan peradilan kita. Pelaku kriminal di penjara tapi tidak jera. Apalagi beredar berita dan citra kurang sedap para aparat penegak hukum kita. Tangani sendiri saja. Resiko pikir belakangan.
Yang pertama, atau kedua, sama saja. Bahaya. Sekali lagi, bahaya.
Usul saya yang rakyat jelata, dan hanya bisa usul lewat tulisan, mohon perhatian para pemimpin, ilmuwan, dan para pemuka. Poro pinunjuling projo, rojo tamtono soho sarjono.
Atau kita memang ingin begini saja. Asyik tho, bisa merusak memukuli orang sesukanya. Dan budaya adi luhung hanya ada di bibir saja.
EmoticonEmoticon