Judul tulisan saya mungkin aneh, karena biasanya demokrasi itu berkawan dengan kapitalisme. Menurut saya, lebih tepatnya hubungan simbiosis mutualisma.
Hari hari ini kita di suguhi berita tentang Greek Default. Yunani Bangkrut. Yunani gagal bayar utang pada Troika. Yunani adalah negara maju pertama yang gagal membayar utangnya. Yunani terancam di depak dari zonaisasi euro. Dan berbagai analisis tentang bangkrutnya Yunani.
Yang membuat saya tertarik itu sederhana. Kapitalisme itu mempunyai logika. Logika ini seolah menjadi kebenaran umum yang tak bisa di tolak. Misalnya tentang pentingnya bank dengan mekanisme bunga nya. Saking pentingnya urusan ini, naik turunnya bunga dari Federal Reserve atau apa itu namanya, bank sentral amerika bisa membuat kebat kebit menteri keuangan negara berkembang, semacam negeri kita, karena mempengaruhi lalu lintas keuangan negara.
Termasuk pula logika tentang pengetatan ini itu, sebagai persyaratan mendapat pinjaman. Kita pernah mengalami kejadian ini, ketika pak Harto menandatangani LOI dengan imf. Kita di suruh menjuali bumn bumn, karena dalam logika kapitalisme, negara tidak boleh campur tangan mekanisme pasar, apalagi menjadi pemain, semacam bumn. Dan terjadilah, bumn bumn dengan kinerja hebat di juali ibu pres.
Lha ini Yunani dapat persyaratan ini itu. Kalau pingin dapet pinjaman, harus begini begitu. Kok ya pemerintahnya unik, ngadakan referendum. Dan rakyat bilang no. Lha ini uniknya. Mereka ini tiap hari hidup di mekanisme ekonomi kapitalisme, sejak cindil abang sudah di cekoki kapitalisme. Dan mereka menolak solusi kapitalisme. Woh...betul betul elok.
Usul saya, kita ikuti saja drama demokrasi vs kapitalisme ini. Kita akan tau, seberapa digdaya nya kapitalisme menghadapi perlawanan dari dalam mereka sendiri.
EmoticonEmoticon