Bakdhan Kupat

Admin 16.57

Hari ini di banyak tempat, terutama di daerah dengan kultur Jawa, ada Hari Raya Ketupat. Konon Bakdan Kupat ini sarat filosofi dan nilai nilai. Mengapa daun kelapa di sebut janur, mengapa kok di pake untuk ketupat, mengapa kok di sebut kupat, mengapa kupat kok di anter ke tetangga. Dan sekian banyak lagi filosofi dan nilai nilai dari Bakdan Kupat.
Adaa hal yang perlu kita cermati bersama. Bakdan kupat ini waktunya mesti seminggu atau sepekan setelah bakdan iedul fitri. Kemarin Iedul Fitri hari jumat, dan bakdan kupat sekarang, juga hari jumat.
Tampaknya ada pesan penting. Kita secara halus di minta untuk poso syawal.
Hadits dari Muslim, Rasulullah saw, 'man shama ramdhana tsumma ittaba'ahu sittan min syawwalan, ka annamaa shiyamu ad dahri'. 'Barangsiapa berpuasa ramadhan, kemudian di ikuti puasa 6 hari di bulan syawal, seperti halnya berpuasa setahun penuh'.
Hikmahnya, seolah kita diminta menjaga konsistensi ibadah kita di bulan ramadhan. Agar semangat ibadah di bulan ramadhan, tidak menguap begitu saja.
Setelah puasa 6 hari, kemudian ada bakdan lagi.
Tapi ya itu, kita sekarang ini mungkin kurang peka pada pesan pesan implisit. Pokoke bakdan kupat itu, ya makan kupat. Puasanya? Lha ya itu...
Itu sama ceritanya dengan kupat. Kupat konon berasal dari kata kulo lepat, saya bersalah. Dan kupatpun di antar ke para tetangga, sebagai ungkapan pengakuan kesalahan, dan permohonan maaf. Jaman telah berubah. Kupat mahal. Akhirnya ya beli sendiri, dan di makan sendiri.
Jangan jangan, Bakdan Kupat telah beralih fungsi. Hanya menjadi festival kuliner belaka. Karena kita memang sulit menangkap bahasa bahasa implisit.
Ahh...kita sekarang memang kaum verbalis, kabeh kudu di cethakke. Cetho tho...

Share this

Related Posts

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng