Ibu kita Kartini...putri sejati...
Lagu ini bagi yang pernah bersekolah di sekolah negeri saya kira mesti hapal...bahkan sebagian kita...termasuk saya...hapal notifikasinya...doremifasolmido...lha dulu itu notifikasi lagu paling mudah...
Lagu ini bagi yang pernah bersekolah di sekolah negeri saya kira mesti hapal...bahkan sebagian kita...termasuk saya...hapal notifikasinya...doremifasolmido...lha dulu itu notifikasi lagu paling mudah...
Kita juga selalu ingat...21 april adalah hari kartini
Bu Kartini memang hebat, sampai di peringati semua anak sekolah. Tapi ya itu...saya kok melihat ada simplifikasi...ning salah kaprah.
Kita memang suka simplikasi, tapi ya suka salah kaprah. Misalnya, hari raya idul fitri di simplifikasikan dengan ketupat. Ya memang ndak papa, tapi ya salah kaprah. Puasa ramadhan, di salah kaprahkan dengan mercon dan kembang api, kalau ini parah. Hari bu Kartini, di simplifikasikan dengan kebaya dan pakaian jawa. Salah kaprah lagi.
Menurut saya lho, salah kaprah hari bu Kartini ini berat. Anak anak seolah dipaksa berdandan. Make up ini itu, pakai hiasan ini itu. Lha apa semangat bu Kartini untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik bagi kaum putri, bisa di tangkap dengan berdandan? Tadi di jalan, anak laki laki nya juga berdandan ala jawa. Beskap sogok upil (maaf kasar, emang namanya ya itu), blangkon, nyamping batik, lengkap dengan keris nya.
Lengkaplah sudah, festival berdandannya.
Mohon perhatian bagi para pemegang kebijakan pendidikan nasional, juga bapak ibu guru. Apa ya salah kaprahnya mau kita teruskan?
Atau kita buat satu hari nasional lagi saja, hari salah kaprah nasional...
EmoticonEmoticon