Kegelisahan Cokroaminoto


Kegelisahan dan memilih mengambil peran. Kalimat ini saya kira menjadi nyawa kisah Cokroaminoto. Kegelisahan melihat dunia di sekitarnya, rakyat terjajah yang hidupnya mengenaskan, kaum buruh yang tak punya banyak pilihan, ummat Islam yang tak berdaya, di jaman yang berubah. Di jaman segala pengaruh menemukan orang orangnya. Dan Cokro mengambil keputusan, mengambil sebuah peran yang di yakininya, meskipun tanggapan orang sekitar bermacam.

Orang jawa merespon peran yang di ambil Cokro dengan kepercayaan mistis masa lalu, Satrio Piningit. Kata magis yang bahkan sampai sekarang masih di gunakan untuk menarik perhatian orang jawa, pada seseorang yang di gadang menjadi pemimpin negeri. Penjajah Belanda meresponnya dengan rebel, pemberontak. Para murid, para binaannya juga menangkap sikapnya dengan beragam. Tapi itulah peran yang di pilihnya.

Cokro ada di sebuah masa di mana kuku penjajah di tancapkan dalam, bahkan ke ujung sanubari para pribumi. Pasrah menjadi budak penjajah. Cokro mungkin tak membayangkan hanya sekian dekade lagi, penjajahan habis. Cita citanya hanya sampai pada membentuk pemerintahan sendiri. Sesudah itu apa, itu yang menjadi tugas para murid muridnya. Sukarno, Semaun, Darsono, Muso, Kartosuwiryo. Juga teman dekatnya, Agus Salim. Mereka inilah yang yang mewarnai hari hari Indonesia merdeka. Dengan pilihan peran yang di yakininya.

Saya kira, spirit kegelisahan dan pilihan mengambil peran ini, ada pada semua reformer di semua penjuru. Kiai Ahmad Dahlan, Kiai Hasyim Asy'ari, Muhammad Hatta, Imam Abdul Wahhab, Imam al Banna. Mungkin juga semacam Lincoln, Franklin dll. Masing masing menemukan jalannya.

Pertanyaan pada diri saya dan panjenengan semua, apa kegelisahan kita, dan pilihan peran apa yang kita ambil?

Itu pertanyaan saya, setelah menonton bioskop Cokroaminoto, yang berdurasi hampir 3 jam. Saya jarang nonton, dan tak tau banyak tentang bioskop. Tapi saya bisa merasakan sinematografi ciamik ala Garin Nugroho. Saya kira mas Garin ini termasuk perfeksionis dalam urusan sinematografi, detail dan kaya sentuhan seni.

Di tengah gempuran budaya hiburan, macam furious, seolah kita di ajak merenungi kembali diri kita. Kegelisahan dan pilihan peran.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng