Saya mencoba mencari di peta google Karubaga. Memang muncul kata Karubaga Papua, tapi daerah di peta yang di tunjukkan, namanya nihil. Daerah terdekat yang bernama adalah Tiom. Ini ya daerah apalagi...
Karubaga Tolikara kemudian saya cari di kamus wiki, informasi agak jelas, bahkan ada satu dua foto kota Karubaga.
Sekilas, kabupaten ini memang elok betul. Jauh di pedalaman Papua. Terselip di antara jajaran pegunungan. Tidak ada akses darat menuju kota ini. Akses terdekat adalah transportasi udara, 20 menit dari Wamena. Kalau nama Wamena ini, agak akrab di telinga saya. Foto tentang Karubaga dari jauh lebih elok lagi, kota ini seakan berdiri di tepian tepian tebing.
Membayangkan Karubaga Tolikara, saya jadi respek ke saudara saudara kaum muslimin di sana. Ini kota doh lor doh kidul, adoh ratu cedhak watu. Saya ya jadi membatin, yang pertama kali punya ide datang ke kota ini, jelas superhero kelas wahid. Bangsanya supermen betmen minggir dah...
Saya juga mencoba memahami proses adigang adigung adiguno nya sekelompok orang di sana, yang membawa semangat intoleran. Yang rumangsanya semua harus manut mau nya. Yang merasa dengan membuat sebuah organisasi agama, mereka berkuasa mengijinkan dan menolak kegiatan keagamaan orang lain. Kalau di Jawa kita bisa bilang, ' ellhoh, opo iki negarane mbahmu po? ' Tapi saya ya sadar, Karubaga Tolikara ini bukan jawa. Yang bahkan seorang yang sinis pun kewalik walik menyebutkan, Torikala...
Dan saya merasa gagal paham.
EmoticonEmoticon