Hampir semua kita membayangkan Papua itu identik dengan wilayah sangat luas, belantara bergunung gunung, dengan penduduk berciri fisik khas, berbaju khas, dan arsitektur rumahnya pun khas.
Tidak salah memang, tapi sebenarnya itu cuma potret sebagian saja.
Saya punya tetangga yang kelahiran Papua. Ciri fisiknya tidak berbeda sama sekali dengan orang Jawa. Baru kelihatan 'Papua' nya kalau sudah bertemu dengan anggota keluarganya, mereka berbicara dengan logat 'kemrutug'. Logatnya unik sekali. Sangat Papua.
Walaupun tidak berambut keriting, tidak beragama kristen, tapi apabila berbicara tentang kecintaan dan kerinduan kepada Papua, sangat jelas bahwa mereka adalah 'Orang Papua'.
Saya pernah menanyakan kepada teman seperti tetangga saya ini, apakah mereka punya cita cita tinggal di tanah Jawa? Jawaban mereka tegas, tidak. Bagi mereka, tanah air sekarang dan ke depan adalah Papua.
Mereka ini adalah realitas Papua sekarang. Walaupun barangkali mereka berciri fisik seperti orang Jawa, orang Bugis, orang Madura, atau yang lain, tetap saja mereka adalah orang Papua. Mereka tidak mau di katakan sebagai orang Jawa, Bugis, Madura atau yang lainnya. Darah mereka adalah darah Papua. Jiwa mereka adalah jiwa Papua.
Jadi, kalau ada pihak pihak mengira bahwa Papua adalah identik dengan rambut keriting dan kristen, saya kira kok salah besar. Sekali lagi, salah besar.
Papua adalah keragaman. Papua adalah miniatur Indonesia. Sekarang dan yang akan datang.
EmoticonEmoticon