Negeri kita negeri kaya. Apa apa ada dan berlimpah. Sampai ada ungkapan gemah ripah loh jinawi. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Kita pun jadi punya kebiasaan 'orang kaya'. Dalam tanda kutip lho...
Tadi siang di kantor, ada kertas di uwel uwel di lantai saya pungut. Saya bilang,'mbak tinimbang di buang, mbok di potong potong saja, di buat note'. Jawaban nya sederhana, 'di kantor banyak kertas kok'...
Lha ini....sifat 'orang kaya'. Apabila kita wudhu, umumnya kita ya krannya di buka pol. Walaupun kebutuhannya cuma buka seperempat, buka pol saja...wong air ndak beli. Negeri kita air berlimpah, ndak kayak suudi yang mahal air.
Makan ndak habis, ya buang saja. Malah, kalau acara bersama, kalau makanan di piring kita habiskan sampai tandas, kita nanti di sebut kemaruk. Rakus.
Lampu listrik di rumah, atau di kantor, menyala siang hari, mbok ya biar. Wong negeri kita kaya listrik. Buktinya, kalau musim hujan begini, petir di langit terus menyala.
Kita bisa tidak khawatir kehabisan kertas, air, beras, listrik dan lain lain kalau kita boros. Tapi ada yang perlu sangat kita khawatirkan. Menjadi saudara syaitan.
Seingat saya, kata ibnu Katsir dalam kitab tafsir nya, kata syaithon berasal dari kata syathana yang berarti menjauh. Maksudnya menjauh dari hidayah Allah, menjauh dari rahmad Allah Taala. Deg...lha siapa di antara kita yang tak butuh hidayah dan rahmad Allah, kasih sayang Allah Taala?
Siapa diantara kita yang sudi menjadi saudara syaitan?
Next
Kesederhanaan
Kesederhanaan
Previous
Timnas Sepakbola
Timnas Sepakbola
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon