Setiap kita punya keterbatasan pandangan. Kita bahkan kalah sama burung hantu yang bisa memutar leher 360°. Urusan menyeberang jalan saja kita kalah sama ayam, yang tak perlu tengok kiri kanan. Memang kita sangat terbatas.
Saya pernah ngobrol sama sopir truk tronton, yang bak nya panjang itu. Saya tanya, apa ya semua yang di belakang terlihat di kaca spion? Lha kok jawab nya, mboten mas, banyak yang tak terlihat. Lha terus pripun, ya tawakal kemawon.
Weh...ini pelajaran tingkat tinggi. Menyadari keterbatasan pandang, berusaha, selebihnya adalah urusan Allah Taala.
Kita manusia jaman sekarang di manjakan dengan berbagai sarana komunikasi. Siaran live, berita online, tweet, fb. Kita menjadi percaya diri, kita tau semuanya. Bahkan kita sering bermain prediksi, seperti para pengamat yang hebat hebat di tv itu. Padahal kadang kita ya komentar, orang kok sok tau.
Tampaknya, kita perlu belajar ilmu sopir tronton. Setahu tahu nya kita, tetap saja pandangan kita terbatas. Pengetahuan kita cuma sebatas layar tv, layar komputer, tablet, atau hp kita. Seperti sopir yang pandangan nya sebatas kaca spion.
Terlalu percaya diri ini kadang membuat kita kecewa, setelah tahu kenyataan sebenarnya. Woh. ..jebulnya. ... Selanjutnya marah marah, membully sana sini. Menyalahkan ini itu. Padahal problem nya ya diri kita sendiri, yang sok yakin dengan keterbatasan pandang kita.
Kadang kita malah di permainkan, entah oleh siapa, yang sadar keterbatasan pandang kita, dan kemudian di eksploitasi. Apa iyya? Lha itu buktinya, pilihan kita sering di bentuk oleh iklan. Cantik adalah berambut lurus mengkilap. Ini sebenarnya bentuk apus apus bakul shampo. Mungkin hampir 20% warga negara kita tak berambut lurus dari sono nya. Kok ya belum ada tho, model iklan shampo berambut keriting...
Ya bisa jadi kita di permainkan dalam banyak hal, politik, ekonomi, selera ini itu. Padahal ya belum tentu betul.
Mari kita terus belajar, agar tak mudah di apusi.
Share this
EmoticonEmoticon