Sedih rasanya mendengar berita banjir di mana mana. Tak banyak yang bisa kita perbuat. Kita cuma tahu, banyak kesalahan yang sudah kita lakukan, dan banyak hal baik yang belum kita lakukan. Kita juga jadi tahu, model pemimpin yang bagaimana yang kita butuhkan untuk menangani persoalan persoalan kita.
tapi saya merasa, kita semua ini terkadang aneh. kok bisa? Saya lihat kita ini kadang kontradiktif. pingin nya begitu, tapi beresiko begini.
Contohnya urusan hujan, kita tak suka halaman rumah kita becek karena genangan air hujan. Kita tak suka jalanan ke arah rumah kita becek. Akhirnya halaman rumah dan jalanan kita cor beton. Dan semua orang melakukan hal sama. Tak ada lagi genangan air hujan, bersih kering cling cling.
Tanah tak lagi di beri kesempatan menyerap air.
Teori kita, air hujan harus segera mengalir. Pokoknya air hujan harus segera pergi. sebenarnya kita hanya memindah masalah. Air hujan memang berpindah dari halaman rumah kita. Tapi, tetap saja air akan mencari tempat. Kalau sungai, empang, waduk tak cukup, mau tak mau air akan membanjir. Dan kita repot lagi.
Giliran musim kemarau, tanah kita yang tak kaya air, kita paksa mengeluarkan simpanan nya yang tak banyak. Ketika simpanan habis, kita menyebut kekeringan. Repot lagi.
Akhirnya negeri kita cuma punya dua musim. Musim banjir dan musim kekeringan.
Share this
EmoticonEmoticon