Saya menulis ini bukan karena saya pakar pengamat sepak bola, atau mantan atlet. Wong prestasi terbaik saya ya cuma pernah menjadi pemain unthul bawang pertandingan antar kelas. Tapi karena saya cinta Indonesia, dan gemas dengan penampilan timnas di aff. Membawa identitas nasional je...
Saya kira, negeri kita berlimpah potensi. Suporter, ndak di ragukan lagi. Ultra fanatik. Sampe di rewangi beli tiket, perjalanan jauh, kalo perlu gelut.
Uang. Berapa milyar uang di gelontorkan untuk urusan sepak bola. Gaji pemain bola selangit. Ada ekspatriat bola. Ndak papa lapangan nya becek berlumpur, asal ada pemain asing.
Pembibitan bola berlimpah. Kita terkejut ada pemain sekelas roni yabes dari ntt di timnas 19. Kota nya mana ndak tau, yang penting NTT. Sekolah bola ada di mana mana. Bahkan tim sekelas Arsenal punya sekolah bola di sini.
Kurang apa jal?
Yang jelas, masyarakat rindu prestasi dan bal balan bagus. Kita masih ingat, antusiasme penonton ketika timnas 19 pas top topnya. Prestasi.
Siaran langsung sepak bola yang mbayarnya selangit, rating nya tinggi. Sampe klub klub seperti real madrid, united, barca punya fans klub di sini. Bal balan bagus.
Lha di mulai dari mana? Saya kira para pakar bola dan pengamat sudah punya ide ide hebat. Saya cuma mengingatkan saja. Dari mantan pemain unthul bawang.
Sekarang adalah jaman modern. Semua ada ilmu dan teknologinya, termasuk bal balan. Tim tim hebat itu tidak begitu saja muncul. Mereka punya sistem hebat berdasar iptek. Taktik di lapangan pun pakai iptek. Tiap pemain punya catatan, lari nya berapa kilo, umpan akurat nya berapa persen. Statistik. Iptek ini menjadikan tim jadi gesit, lari terus 90 menit bahkan lebih. Berbagai varian skema di terapkan. Hasilnya, lha orang orang itu betah liat bola sampai subuh.
Setiap tim punya ciri permainan. Barca tiki taka. Madrid ndak tau apa. Timnas spanyol, itali, brasil, jerman punya ciri, makin hebat dengan polesan iptek. Tetangga jauh kita, korsel pun bermain dengan speed and power.
Lha saya tu gemes liat pemain timnas di piala aff. Powernya mana, gesit nya mana, strategi taktiknya mana, ciri khasnya mana?
Saya ya jadi kasihan, tim tim semacam vietnam philipina bermain gesit taktis, kita masih gaya tradisional. Dapat bola, langsung tendang ke striker di depan. Lha gimana lagi.
Masak ya harus bilang, kita tidak di takdirkan bermain sepak bola. Suporter rusuh. Sepakbola gajah. Lapangan becek. Tidak. Sekali lagi tidak. Sepakbola Indonesia harus maju. Timnas harus bagus. Pokoke. Wah...saya ternyata tetap orang jawa. Pokoke....
Previous
Ah Ndak Apa-Apa, Wong Cuma...
Ah Ndak Apa-Apa, Wong Cuma...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon